KEBIJAKAN AKUNTANSI
7.1. Pengertian Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah batang tubuh standar akuntansi, pendapat, penafsiran,
aturan, dan regulasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam melaporkan
keuangan mereka. Kebijakan akuntansi suatu perusahaan mencakup “metode-metode
untuk mennerapkan prinsip- prinsip oleh manajemen satuan usaha dianggap sebagai
prinsip-prinsip yang paling tepat untuk keadaan saat itu, untuk menyatakan
secara wajar posisi keuangan, perubahan dalam posisi keuangan, dan hasil
operasi sesuai prinsip-prinsip yang berlaku secara umum yang karenanya telah
dipakai untuk menyusun laporan keuangan tersebut.
ALTERNATIF-ALTERNATIF
Adalah manfaat untuk mengetahui sejak awal berbagai cara penetapan
kebijakan akuntansi selama ini, misalnya SEC dan FASB merupakan
regulator-regulator utama di Amerikat dan organisasi-organisasi lain seperti
Government Accounting Standards Board, Railway Accounting Standards Board,
United Nations Centre for Transnational Corporations, Federal Government
Procurement and Taxation Departments, National Association of Accountas yang
masing-masing mempunyai peran, struktur, dan filosofi yang berbeda mengenai
pembuatan kebijakan akuntansi.
·
Pembuatan Kebijakan pada Tingkatan Perusahaan
Menurut
George O. May setiap korporasi bebas untuk memilih metode akuntansinya sendiri
di dalam batas-batas yang sangat luas, tetapi diharuskan untuk mengungkapkan
metode-metode yang dipakai serta konsistensi penerapannya dari tahun ke tahun.
Dalam batas-batas yang cukup luas, bagi investor relative tidak penting aturan
atau konvensi apa yang sebenarnya dianut oleh suatu korporasi dalam melaporkan penghasilannya
jika ia tahu metode apa yang diikuti dan merasa yakin metode itu diikuti secara
konsisten dari tahun ke tahun. Namun dalam hal ini harus ditetapkan dengan
mengharuskan korporasi untuk mengikuti
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Pertama, korporasi public
harus diwajibkan untuk mengungkapkan suatu pernyataan yang rinci mengenai
metode akuntansi yang digunakan. Kedua, korporasi harus menegaskan bahwa mereka
telah mengikuti metode-metode itu secara konsisten. Ketiga, auditor harus menegaskan
bahwa korporasi mengikuti metode-metode akuntansi yang mereka ungkapkan sendiri
itu. Jadi keputusan kebijakan akuntansi diserahkan kepada masing-masing
kebijaksanaan perusahaan itu sendiri namun harga bagi kebebasan ini adalah
pengungkapan penuh yang akan melindungi pengungkapan ini adalah suatu
penerimaan yang universal atas prinsip-prinsip umum tertentu.
·
Pembuatan Kebijakan di atas Tingkatan Perusahaan
Usulan-usulan
May terbunuh oleh runtuhnya perekonomian setelah kehancuran pasar saham. Pada
tahun 1933, masyarakat membutuhkan obat yang lebih kuat daripada sekedar
pengungkapan. Hasilnya adalah dua peraturan utama yang mempengaruhi akuntansi,
Truth-in-Securities Act tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 serta
dibentuknya Securities and Exchange Commission pada tanggal 26 Juni 1934,
dengan keyakinan bahwa pengawasan atas lembaga-lembaga keuangan akan
menghasilkan pasar modal yang lebih efisien dengan memberikan lebih banyak
keyakinan pada para investor bahwa mereka akan mendapatkan seluruh informasi.
mereka juga berharap mendorong dekembangkannya alat-alat analisis yang lebih
baik dan tanggung jawab yang lebih besar di pihak analis professional. SEC
mendelegasikan sebagian besar penetapan standarnya pada sektor swasta, pada
awalnya Committee on Accounting Procedures, lalu Accounting Principle Board,
dan sekarang Financial Accounting Standards Board.
Walaupun demikian, mendelegasikan tidak berarti menarik diri, karena
sepanjang hidupnya SEC membuat pengaruhnya pada akuntansi begitu terasa. SEC
melakukannya terutama melaui komentar-komentar atas draft-draft APB Opinion dan
FASB Statement serta persetujuan pada draft-draft opinion dan Statement sebelum
dipublikasikan. Akan tetapi SEC juga mempunyai pengaruh langsung melalui
penerbitan Regulation S-X, Accounting Series Release (ASR) yang diterbitakan
SEC atau Chief Accountant SEC, dan keputusan-keputusan resmi lainnya. dalam
beberapa kasus SEC menyatakan suatu Opinion atau Statement tidak berlaku dan
mengancam akan bertindak sendiri jika perlu. Misalnya, APB pernah
mempertimbangkan akan menyatakan suatu pendapat mengenai klasifikasi suatu
pajak penghasilan yang ditangguhkan yang berhubungan dengan piutang cicilan,
tetapi untuk menghormati industry eceran APB belum memutuskan apakah akan
mengharuskan klasifikasi yang seragam dalam kasus ini. Atas petisi Arthur Andersen & Co., SEC
mendahului dan menerbitkan ASR 102, yang menetapkan bahwa pajak penghasilan
yang ditangguhkan harus diklasifikasikan secara konsisten dengan klasifikasi
piutang terkait. Manual Cohen, ketua SEC saat itu, kemudian berkomentar bahwa
“suatu pernyataan pendapat yang formal oleh SEC tampaknya diperlukan, dan kami
merasa berkewajiban untuk mengeluarkan pendapat itu…. Saya tidak percaya bahwa
kami perlu sering menggunkan cara itu-walaupun pilihan itu selalu terbuka bagi
kami.”
Sebagi ilustrasi lain yang menggambarkan pengaruhnya, SEC mangambil posisi
terdepan dalam menentang penaikan (write up) nilai aktiva. Posisi ini merupakan
salah satu alasan kuatnya dukungan bagi dasar harga perolehan dalam akuntansi
di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari posisi ini, APB sampai frustasi dalam
upaya menerbitkan suatu pendapat mengenai pegakuan keuntungan dan kerugian
portofolio dari pemilikan sekuritas yang dapat diperdagangkan. Posisi SEC ini dapat
dihubungkan sebagian dengan oposisi yang kuat dari industry asuransi, tetapi
juga sejalan dengan posisi yang sudah lama dipegang SEC yang menentang
penggunaan nilai wajar.
SEC bahkan telah menerbitkan tafsiran APB Opinion. Pada tahun 1973,
misalnya, SEC menerbitkan ASR 146 sebagai penafsiran APB 16. Tindakan ini tidak
hanya ditentang oleh AcSEC AICPA, tetapi menyababkan salah satu kantor akuntan
besar mengajukan tuntutan terhadap SEC dengan alasan bahwa :
1.
Masalah ini seharusnya ditangani oleh
FASB karena SEC tidak boleh menafsirkan suatu ketentuan yang belum diterima
oleh SEC.
2.
Jika SEC merupakan bahan pertimbangan,
SEC seharusnya tidak dapat membatalkan ketentuan FASB dengan suatu dekrit
administrarif
3.
SEC seharusnya diwajibkan untuk
mengikuti prosedur pertimbangan, termasuk draft eksposur dan dengan pendapat.
Keluhan kantor CPA ini menyatakan bahwa SEC telah melanggar Administrative
Procedures Act dengan tidak membuat pemberitahuan kepada masyarakat dan
mengizinkan diadakannya dengar pendapat atau komentar sebelum menerbitkan suatu
terbitan. Kasus ini kalah dan SEC terus menggunkan kekuatannya yang besar untk
mempengaruhi akuntansi.
SEC pernah membatalkan ketentuan-ketentuan FASB dalam kesempatan-kesempatan
tertentu dan mengambil inisiatif dalam kesempatan-kesempatan lain. Misalnya.
Tahun1978 SEC menerbitkan ASR 253 dan 258, yang menetapkan suatu bentuk
akuntansi biaya penuh bagi produsen minyak dan gas sebagai alternative yang
diterima selain metode upaya berhasil (successful efforts). Sebelumnya FASB mengharuskan
digunakannya metode upaya berhasil (SFAS 19). Tetapi, sebagai akibat dari
tindakan SEC, FASB menerbitkan SFAS 25 pada tahun 1979, yang menangguhkan
keharusan digunakannya akuntansi upaya berhasil.
Professor Charles Horngern dari Stanford menyamakan hubungan antara SEC
dengan para kauntan public dengan hubungan antara manajemen puncak dan
manajemen yang lebih rendah. Walaupun SEC, dengan kekuasaan untuk menentukan
prinsip akuntansim, sudah mendelegasikan tugasnya melalui prinsip
desentralisasi kepada CAP, dan kemudian kepada APB dan FASB, sebagai manajemen
puncak, SEC mempertahankan kekuasaanya untuk menetapkan batasan-batasan dan
melaksanakan hak veto. John Burton, yang pernah menjadi akuntan kepada SEC,
tidak setuju dengan Horngren dan berpendapat bahwa kedua organisasi itu
“bekerja sebagai sekutu dan bahwa kepentingan terbaik kami terpenuhi dalam
atmosfer yang tidak saling mengejutkan. Ia yakin bahwa SEC tidak menganggap
dirinya berada dalam posisi yang memiliki wewenang absolute sementara FASB bekerja
untuk SEC.”
Bukti adanya rasa persekutuan antara SEC dan FASB ini diperlihatkan ketika
pada tahun 1976 SEC mengambil inisiatif untuk mengharuskan diungkapkannya
informasi biaya penggantian tertentu (ASR 190) tetapi menghapuskan persyaratan
ini pada tahun 1979 (ASR 271) ketika FASB menerbitkan SFAS 33 Pelaporan
Keuangan Dan Perubahan Harga. Indikasi lain bahwa SEC memang inovatif dan
kooperatif pada tahun 1970-an dan 1980-an adalah kecenderungan kearah yang
mengharuskan data lunak (informasi yang tidak dapat diaudit dengan cara
tradisional), seperti informasi biaya kini, informasi mengenai cadangan minyak
dan gas, data informasi interim, dan usulan informasi ramalan. Data lunak
diterbitkan dengan ketentuan “safe Harbor” yang melindungi akuntan, sebuah contoh
semacam itu ditemukan dalam ASR 203 yang berhubungan dengan informasi biaya
kini yang diharuskan oleh ASR 190. Waktulah yang akan menunjukan apakah sikap
kooperatif ini akan berlanjut.
·
Pembandingan Internasional
Kebijakan
akuntansi ditetapkan pada tingkatan Internasional melalui Internasional
Accounting Standards Committee (IASC). Badan ini dibentuk pada tahun 1973 oleh
para wakil badan-badan profesional dari sebagian besar negara berkembang dan
sejak itu terus tumbuh hingga benar-benar mewakili seluruh masyarakat
internasional. Kepatuhan kepada standar-standar IASC terbatas pada diterimanya
standar-standar itu, secara sukarela, oleh masyarakat akuntansi profesional
yang mewakili di IASC serta oleh organisasi dan badan pemerinta lain di dalam
negara yang diwakili. FASB, karena independen terhadap AICPA, bukanlah anggota
IASC dan karenanya tidak berkewajiban untuk mnyelaraskan standar-standarnya
dengan standar IASC. Walaupun demikian, FASB tetap berhubungan erat dengan
IASC.
7.2. Konsekuensi Ekonomi Kebijakan
Akuntansi
PERAGA
8-2 Konsekuensi-konsekuensi ekonomi
|
|
Pemakai
|
Konsekuensi
Ekonomi
|
Investor dan Kreditor
|
·
Keputusan
keuangan
·
Biaya
pengumpulan dan analisis informasi keuangan
·
Biaya
penyusunan dan nantinya, mungkin, revisi kontrak yang didasarkan pada angka-angka
akuntansi
|
Korporasi
|
·
Biaya
penerbitan laporan-laporan keuangan
·
Perubahan
harga saham perusahaan melalui informasi baru atau perbedaan volatilitas
angka penghasilan
|
Manajemen
|
·
Perilaku
manajemen
|
Nasional
|
·
Alokasi
sumber daya
|
Lain-lain
|
·
Kebijakan komisi
regulator
·
Persepsi
masyarakat mengenai perusahaan
|
Akuntansi positif, yang dibahas secara lebih mendalam dalam bagian mengenai
pelaporan keuangan korporasi dalam bab 7, berupaya membentuk suatu kerangka
dasar teoritis di mana konsekuensi-konsekuensi ini dapat ditelaah secara lebih
teliti. Salah saatu argumentasi menyatakan bahwa preferensi para manajer
terhadap kebijakan akuntansi tertentu mungkin disebabkan oleh cara mereka
melihat pengaruh kebijakan itu pada kepentingan sendiri. Kompensasi dan bonus
manajemen seringkali didasarkan pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan,
seperti penghasilan bersih korporasi. Perubahan kebijakan yang memang
diinginkan mungkin mempunyai efek samping terjadinya perubahan yang tidak
diantisipasi dalam kompensasi mereka dan karenanya menyebabkan transfer
kekayaan yang tidak dikehendaki.
Dengan adanya konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang mengalir dari kebijakan
akuntansi, tidaklah mengejutkan bahwa penetapan standar disertai oleh
kontroversi. Untuk pendekatan atas ke bawah untuk menetapkan kebijakan
akuntansi, keberadaan konsekuensi ekonomi ini dapat menimbulkan masalah yang
berat. Pembuat kebijakan, seperti FASB, mungkin ingin memperhitungkan keinginan
semua konstituen mereka dan pengaruh kebijakan pada mereka.
7.3. Regulasi Akuntansi : Pro dan
Kontra
·
Kegagalan Pasar
Argumentasi
ekonomi yang klasik untuk regulasi adalah bahwa pasar dalam beberapa hal telah
gagal. Dalam hal akuntansi regulasi dianggap perlu karena pasar dianggap gagal
untuk menghasilakan jumlah informasi yang secara sosial optimal. Oleh karena
itu, regulasi diperlukan untuk melindungi “ kepentingan masyarakat. “
Argumentasi klasik untuk regulasi oleh pemerintah, dan argumentasi yang
menyebabkan dibentuknya Federal Trade Commision pada tahun 1914, menyangkut monopoli.
Tidak adanya kompetensi yang terjadi bila ada monopoli memungkinkan mereka
menetapkan harga yang tinggi untuk barang-barang mereka. Akibatnya permintaan
lebih rendah dari yang terdapat dalam perekonomian yang kompetitif. Pasar
dikatakan gagal dalam pengertian bahwa kuantitas barang yang optimal tidak
terpasok. Oleh sebagian orang perusahaan dianggap memegang monopoli alami atas
informasi tentang perusahaan sendiri. Ada yang emnyimpulkan bahwa jumlah
informasi yang mencapai pemakai kurang dari yang diinginkan. Lebih umumnya,
suatu asimetri informasi dikatakan terjadi bila satu pihak dalam suatu
transaksi mempunyai lebih banyak informasi daripada yang lainnya. Suatu
kegagalan pasar diramalkan sebagai hasil yang tak terhindarkan.
1. Barang Publik dan Free Rider. Argumentasi kedua untuk regulasi oleh pemerintah adalah adanya barang
publik (public good), yang
didefinisikan sebagai barang yang didefinisikan sebagai barang yang dapat
dinikmati oleh seseorang tanpa memengaruhi kenikmatan orang lain. Contoh klasiknya
adalah pertahanan nasional. Karena sifatnya, barang publik tidak dengan mudah,
kalaupun bisa, diperdagangkan di pasar. Oleh karena itu, secara tradisional
barang publikdikelola oleh pemerintah.
a.
Informasi akuntansi dianggap sebagai
barang publik karena penggunaannya oleh seorang investor tidak menghalangi
informasi ini digunakan oleh yang lainnya. Khususnya noninvestor memiliki akses
terhadap informasi akuntansi sama besarnya dengan investor. Jika ada yang
mencoba untuk membuat investor membayar untuk laporan keuangan itu, ia harus
berhadapan dengan masalah yang disebut free rider: yaitu individu-individu yang
menikmati manfaat itu tanpa membayar.
b.
Para penentang regulasi mengingatkan
bahwa publikasi informasi keuangan tidak seluruhnya tanpa manfaat bagi
perusahaan, karena sebenarnya perusahaanlah yang beruntung dengan adanya ‘pasar
modal yang teratur untuk mendapatkan dana modal, dan pemegang saham
perusahaanlah yang beruntung jika mereka melihat bahwa ada pasar untuk saham
mereka. Oleh karena itu, sekalipun ada regulasi, perusahaan mungkin mau
menanggung biaya untuk menerbitkan laporan keuangan. Selain itu para penentang
ini menunjukkan fakta yang tak dapat diperdebatkan bahwa banyak investor yang
membayar para analis keuangan untuk mendapatkan informasi keuangan−walaupun ada
para free rider.
2. Daya Banding dan Kredibilitas.
a.
Tidak adanya daya banding (konparabilitas) merupakan argumrntasi
ketiga yang kadang-kadang digunakan untuk mendukung regulasi. Komparabilitas
pengungkapan antar perusahaan seringkali dianggap perlu untuk memudahkan
perbuatan prediksi dan keputusan keuangan oleh para kreditor, investor, serta
pihak-pihak lainnya dan untuk menghindari kegagalan pasar. Keseragaman juga
diyakini meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Hal ini umumnya disertai
oleh pernyataan bahwa tersedianya banyak alternatif memungkinkan perusahaan
melaporkan kinerja keuangan mereka sebaik-baiknya dengan menggunakan apa yang
disebut sebagai akuntansi kreatif .
·
Regulasi: Penyembuh Atau Kutukan?
Berikut akan diuraikan tiga alasan : regulasi dibentuk dalam keadaan
krisis, pada regulator diperangkap oleh yang diatur dan regulator seharusnya
reaktif dan bukan proaktif.
1. Orientasi pada Kisis. Para ahli teori menyatakan bahwa hampir tanpa kecuali awal regulasi terjadi
sebagai reksi terhadap suatu krisi yang tidak dapat diidentifikasi. Setiap
krisi biasanya diikuti oleh banyak tuduh - menuduh dan ini dapat dimengerti
karena banyak orang kehilangan sejumlah besar uang dalam krisis seperti ini.
Persepsinya adalah bahwa sering kali yang menderita dalam krisis-krisis ini
adalah si “ orang kecil. “ Dalam hal keruntuhan keuangan, banyak yang percaya
bahwa yang menderita adalah investor kecil. Investor besar dianggap lebih
canggih,lebih terdiversifikasi,dan karenanya lebih bisa mengarungi badai itu.
Keberhasilan beberapa investor besar untuk bertahan itu saja,pada saat investor
kecil yang gulung tikar,seringkali ditafsirkan sebagai “si besar” mendapat
keuntungan dari kesulitan orang lain. Mereka yang mendapat laba, bahkan dalam
hitungan relatif, dengan bertahan dalam badai seringkali dicurigai telah
menciptkakan badai itu untuk keuntungan mereka sendiri. Hasilnya adalah
tuntutan kepada pemerintah untuk melindungi investor yang lebih kecil. Selalau
saja, tanggapannya berupa regulasi pemerintah, yang melangkah masuk untuk
melindungi “kepentingna masyarakat.” Ada suatu ironi khusus dalam hal regulasi
keuangan. Riset atas cara kerja pasar modal, seperti yang diuraikan dalam
bagian tentang pasar modal dalam Bab 6, memperlihatkan bahwa, untuk sebagian
besar, pasar modal adalah efisiensi dalam arti bahwa harga-harga mencerminkan
semua informasi yang tersedia dengan cara yang tidak memihak. Riset itu, yang
diuraikan dalam bab tersebut, menyimpulkan bahwa satu-satunya strategi
investasi yang tepat adalah membeli suatu portofolio yang terdiversifikasi.
Jika hal ini dilakukan, investor tersebut, entah yang berpengalaman atau yang
naif, dijamin akan mendapat imbalan (return) yang konsisten dengan resiko
portofolio itu. Singkatnya masyarakat memerlukan perlindungan dari kegagalan
melakukan diversifikasi , bukan dari pasar itu sendiri, bukan dari ketiadaan
informasi keuangan yang rinci.
2. Capture Theory. Dilema
yang dihadapi badan-badan regulator adalah bahwa mereka diharuskan untuk
memenuhi anggaran ini setiap tahunnya. Munkin saja, dalam tahun tertentu,
sebenarnya tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk mengadakan regulasi. Bahkan mungkin saja
kebutuhan akan regulasi dalam industri tertentu sudah sepenuhnya terpenuhi.
Sayangnya, polotik internal badan regulator itu jarang yang memperbolehkan
badan itu menghindari regulasi pada titik tertentu. Oleh karena itu, regulasi
cenderung mengembangkan momentum sendiri, suatu momentum yang didasarkan pada
tindakan-tindakan dimasa lalu. Nyaris tak terhindari,kelompok kelompok yang
menuntut pembentukan badan regulator pelan-pelan menghilang, dan hanya
meninggalkan kelompok-kelompok yang diatur.
3. Reaksioner. Para kritikus juga menunjukkan bahwa regulasi lebih
bersifat reaktif daripada proaktif, maksudnya para regulator selalu berperang
dalam pertempuran yang terakhir. APB misalnya tidak berhasil menyetujui
aturan-aturan yang tepat untuk mengelola penyatuan (pooling) sampai bum
investasi yang menimbulkannya berlalu. SFAS 96 dirancang untuk mengatasi
penurunan tarif pajak yang terdapat dalam Tax Reform Act 1986. Sekarang ini
FASB sedang mencoba untuk menetapkan standar-standar untuk instrumen-instrumen
keuangan yang rumit pada saat, bisa saja diperdebatkan, gelombang-gelombang
instrumen baru itu, yang menimbulkan kebutuhan akan standar baru, sudah banyak
beerkurang. Akhirnya, harus diakui bahwa setelah mempunyai pengalaman mengatur
lebih dari setengah abad, SEC tidak dapat mencegah kehancuran pasar saham pada
tahun 1987. Baru setelah kehancuran itu SEC berupaya untuk, membuat regulasi
yang mencakup pemanfaatan perdagangan program yang tadinya dianggap sebagai
sumber kehancuran itu.
Kesimpulan-kesimpulan harus diambil dengan hati-hati karena riset masih
terus berlanjut secara aktif dalam bidang regulasi. Walaupun demikian, tampaknya
hasil akhirnya akan campur aduk, sehingga kemenangan tidak akan memihak pada
siapapun. Banyak manajemen yang tampaknya mau dan dapat membuat akuntansimereka
sendiri dan menyediakan pengungkapan penuh kepada para pemakai mengenai alasan
yang mendasari pilihan-pilihan mereka. Sebagian manajemen lebih enggan untuk
mengungkapkan informasi semacam itu dan tampaknya mengambil keuntungan yang
tidak semestinya dari setiap fleksibilitas yang mereka peroleh. Hasil dari
situasi semacam itu adalah akan adanya beberapa regulasi, tatapi tdak banyak.
Mengelola
Kebijakan Akuntansi
·
Pemerintahan oleh Rakyat
Di sebagian besar negara di
dunia, standar akutansi ditetapkan oleh undang-undang, dan karenanya merupakan
tanggung jawab langsung pemerintah. Pemberlakuan standar-standar yang tidak
berkaitan dengan manajemen secara implisit mendistribusikan kembali kekayaan
itu dari manajemen. Dalam tradisi demoksrasi, adalah peranan pemerintah yang
telah dipilih sebagaimana mestinya oleh rakyat untuk mendistribusikan kembali
kekayaan sesuai dengan suara mayoritas rakyat. Para akuntan tidak mempunyai hak
konstitusional untuk memperbesar kekayaan sebagian orang dengan mengorbankan
sebagian lainnya. Oleh karena itu, konsekuensi ekonomi menghasilkan, tak
terhindarkan lagi, keharusan untuk mengalihkan penetapan standar dalam
akuntansi kepada pemerintah.
Di
sini terdapat analogi langsung dengan hukum. Pengadilan berhak menyelesaikan
kasus-kasus di dalam batasan hukum dan berdasarkan preseden dari kasus-kasus
yang sama. Apa yang berlaku untuk umum, berlaku pula untuk akuntansi. FASB
mendapat wewenangnya dari SEC, yang merupakan badan yang ditunjuk oleh Kongres.
Oleh karena itu, FASB dengan sendirinya bertanggung jawab kepada Kongres dan
melalui Kongres, kepada seluruh bangsa Amerika.
·
Pendelegasian Wewenang untuk Bertindak
Setelah mengakui peran sentral
pemerintah, kita haru segera menambahkan bahwa peran pemerintah tidak mesti
mengambil bentuk regulasi langsung. Pemerintah dapat, dan mungkin harus,
mengambil bentuk mandat dari pemerintah kepada badan-badan tertenttu untuk
bertindak atas nama pemerintah. SEC selanjutnya mendelegasikan wewenangnya
kepada organisasi swasta, FASB berdasarkan pengertian implisit bahwa FASB akan
melaksanakan keinginan-keinginan SEC.
FASB
diminta oleh Kongres untuk menetapkan suatu metode akuntansi untuk mendorong
keseragaman. Banyak pendapat yang diajukan bahwa konsekuensi ekonomi yang
merugikaan akan timbul jika metode upaya berhasil ini diwajibkan. Dari sudut
pandang kebijakan nasional, konsekuensi-konsekuensi ini berpusat pada dampak
yang mungkin ada pada kompetisi, karena yang menggunakkan metode biaya penuh
sebagian besar produsen minyak dan gas yang lebih kecil. Bahwa pembatasan
penggunaan metode biaya penuh akan mempunyai dampak yang merugikan kemampuan perusahaan-perusahaan
yang lebih besar. Argumentasi lainnya bahwa keputusan itu menciptakan suatu
keengganan untuk mengambil risiko dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas. Federal Trade Commision, dan SEC
mengharuskan FASB melakukan pembatala tahun 1979. Hal tersebut di tafsirkan
sebagai suatu kemauan yang tidak menguntungkan di pihak Kongres untuk tunduk
pada kepentingan kelompok-kelompok yang kuat.
·
Delegasi berdasarkan Perundangan
Regulasi
oleh pemerintah, apakah langsung atau tidak langsung, juga mesti membahas
pendistibusian kembali kekayaan di setiap titik. Sebaliknya, pemerintah dapat
memberikan mandat politik kepada badan-badan yang agaknya mewakili keinginan
rakyat. Mandat penting yang tampaknya diberikan oleh Kongres kepada para
akuntan melalui SEC adalah untuk menciptakan suatu sistem akuntansi, yang
ditandai oleh keseragaman dan komparabilitas, tanpa memperhatikan dampaknya
pada kekayaan.
·
Peranan FASB
Peranan regulatorr-regulator seperti FASB jadi lebih jelas. Pertama-tama,
mereka harus menyusun kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Kedua, FASB harus mengetahui keinginan masyarakat agar dapat menyatukan diri
dengan kepentingan masyarakat. Tugas FASB karenanya adalah membujuk berbagai
konstituennya untuk menerima kebaikan-kebaikan serta kebijakan-kebijakan yang
menyangkut kepentingan masyarakat itu. Jika pada titik ini tidak tercapai suatu
konsensus, FASB harus berkewajiban untuk mengalihkan permasalahannya kepada
Kongres, melalui SEC untuk mendapatkan pemecahan.
Kadang-kadang
ditarik suatu analogi antara penetapan standar akuntansi dan penetapan hukum.
Hukum juga mempunyai pengaruh distributif. Suatu kesejajaran yang langsung
antara hukum dan akuntansi dibuat ketika Kerangka Dasar Konseptual digambarkan
sebagai suatu konstitusi. Standar akuntansi tidak mesti diturunkan langsung
dari Kerangka Dasar Konseptual, sama seperti hukum baru juga tidak diturunkan
langsung dari konstitusi, tetapi harus kkonsisteen degan Kerangka Dasar
tersebut sama seperti hukum harus konsisten dengan konstitusi.
·
Politik versus Prinsip
Aturan perilaku menghendaki suatu
proses politik. Para penetap setandar dalam lingkungan ini mencoba membuat
aturan hanya bila aturan tak dapat dihindari, dan kemudian membuat aturan agar
kekuatan itu tetap seimbang. Penyeimbang kekuatan-kekuatan ini dapat
menghasilkan aturan yang menguntungkan satu kelompok saja atau mungkin
menghasilakan aturan yang menciptakan atau mempertahankan alat bantu.
Konsistensi logis dan realitas ekonomi tidak dapat mengalahkan tujuan. Penentu
penghasilan adalah bayangannya, kekuatan politik realitasnya.
Aturan pengukuran di lain pihak, menghendaki suatu proses riset yang
terdiri atas observasi dan eksperimentasi yaitu suatu pencarian uji coba untuk
mengetahui dimensi-dimensi penghasilan bisnis. Obyeknya adalah melaporkan
penghasilan jika memang itu penghasilan. Penetapan standar mencoba untuk
membuat aturan yang menghubungkan laporan penghasilan itu dengan periode
timbulnya. Dari hal tersebut, menyiratkan bahwa pendekatan politis secara
diametris bertentangan dengan pendekatan teknis.
·
Pencarian Konsensus
Kunci keberhasilan FASB adalah kemampuannya membentuk konsensus. Kebutuhan
akan konsensus ini sudah dihargai sejak awal. Hal itu terlihat jelas dari
pilihan frasa prinsip akuntansi akuntansi yang berlaku umum. Yang kurang jelas
adalah oleh siapa prinsip ini harus diterima. Dasar pemikirannya adalah
menetakan suatu konsensus dengan meletakkan suatu fondasi intelektual untuk
menjadi dasar bagi masing-masing perusahaan dalam membentuk praktik mereka sendiri,
dengan disertai oleh pngungkapan kebijakan mereka secara lengkap. Para akuntan
sebagai ahlinya adalah orang-orang yang wajar jika diminta untuk membentuk
fondasi itu.
Konsensus
diupayakan dengan suatu sistem due
process yang rinci, yang mengirimkan memorandum diskusi, draf eksposur,
mengadakan dengar pendapat umum, dan seterusnya. Konsensus juga diapayakan
melalui suatu proyek Kerangka Dasar Konseptual yang dimaksudkan untuk
meletakkan fondasi yang dapat menjadi dasar bagi penetapan standar-satandar
khusus secara logika.