tugas resume ini benar atau tidak ya????
EKUITAS
DEFINISI DAN KARAKTERISTIK
Ekuitas
timbul pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual claim) terhadap aktiva. Oleh
karena itu, konsep ekuitas tidak dapat didefinisikan tersendiri, terpisah dari
aktiva dan hutang. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mandefinisi ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. FASB
Statement of Financial Accounting Concept No.6 mendefinisikan ekuitas
sebagai “hak sisa terhadap suatu entitas
setelah dikurangi hutang”.
Dari definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa dua karakteristik ekuitas adalah sebagai berikut:
·
Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih
antara aktiva perusahaan dengan hutang perusahaan.
·
Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena
kenaikan atau penurunan aktiva neto baik yang berasal dari sumber bukan pemilik
(pendapatan dan biaya) maupun investasi oleh pemilik atau distribusi kepada
pemilik.
Perbedaan
antara ekuitas pemegang saham dan hutang adalah:
1. Besarnya hak prioritas yang dimiliki oleh para pemegang
ekuitas lainnya,
2. Tingkat kepastian dalam penetapan jumlah yang diterima
oleh para pemegang ekuitas, dan
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran hak-hak final.
A.
Teori Ekuitas
Teori
Ekuitas adakah teori yang menjelaskan sudut pandang yang
digunakan dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat
tergantung pada sudut pandang yang digunakan yaitu siapa yang dianggap paling
berkepentingan terhadap laporan keuangan.
1. Teori
Pemilikan (ProprietaryTheory)
Pada awalnya teori ini muncul sebagai
perwujudan dari sistem pembukuan berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya
kepada pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan:
ƩAktiva – ƩLiabilitas = Modal
Aktiva merupakan kekayaan
pemilik, sementara hutang merupakan kewajiban pemilik. Kepemilikan dianggap
sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Selama berjalannya usaha
maka nilai perusahaan sama dengan investasi awal ditambah akumulasi laba bersih
setelah dikurangi prive untuk pemilik. Jadi teori proprietari menganut wealth concept.
Teori Proprietary sangat
cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan dan firma oleh karena
dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen perusahaan
denga pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan net income ditambahkan setiap periode ke rekening modal pemilik
walaupun perhitngan laba bersih tidak mengukur kenaikan bersih kekayaan (wealth).
Teori propoprietary tidak
dapat langsung digunakan untuk bentuk perusahaan peseroan terbatas seperti
halnya untuk perusahaan perseorangan dan firma. Konsep laba komprehensif yang
diadopsi oleh FASB juga menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan
semua item yang mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali pengambilan
deviden dan transaksi modal.
Makna
Laba (income)
Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan
diartikan kenaikan modal pemilik, sementara biaya diartikan sebagai penurunan
modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan kekayaan/kemakmuran
pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik. Pemakaian teori proprietary dalam akuntansi
memberikan implikasi sebagai berikut :
Semua kejadian/transaksi yang mempengaruhi
perubahan kekayaan/kemakmuran pemiliki dalam satu periode harus dimasukkan
sebagai penentu laba
Perusahaan merupakan alat bagi pemilik untuk
mencapai tujuannya bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri terpisah dari
pemilik
Dividen merupakan distribusi laba bagi pemilik
Bungan pinjaman dan pajak penghasilan dianggap
sebagai biaya
Gaji yang dibayarkan pada pemilik sebagai
karyawan tidak dapat diperlakukan sebagai biaya karena pemilik dianggap sama
dengan perusahaan.
2. Teori
Entitas (Entity Theory)
Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan
yang melekat pada teori proprietary. Perkembangan saat ini kenyataannya
kegiatan usaha menyebabkan perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri sendiri
terpisah dari identitas pemilik. Hal ini berarti terdapat pemisahan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
Dengan demikian,
transaksi/kejadian yang dicatat dan dipertanggung jawabkan adalah transaksi
yang melibatkan perusahaan. Perusahaan dianggap bertindak atas nama
kepentingannya sendiri terpisah dari pemilik. Teori
entitas didasarkan atas persamaan akuntansi:
ƩAktiva
= ƩHutang
+ ƩModal
Elemen yang ada pada sisi
kanan persamaan sering disebut hutang, tetapi sesungguhnya adalah ekuitas
dengan hak yang berbeda didalam persamaan. Perbedaan utama antara hutang dan
ekuitas pemilik adalah hak kreditur dapat dinilai secara independen dari
penilaian yang lain jika perusahaan dalam keadaan solvent.
Sedangkan hak pemegang
saham/pemilik diukur dari penilaian aktiva yang diinvestasikan kembali. Jadi,
hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak
perusahaan menerima barang barang dan jasa khusus atau manfaat lainnya.
Penilaian aktiva harus
mencerminkan pengukuran manfaat yang diterima oleh perusahaan. Laba bersih
suatu perusahaan umumnya diekspresikan dalam bentuk perubahan bersih modal pemilik,
tidak termasuk perubahan yang berasal dari deklarasi dividen dan transaksi
modal.
Hal ini tidak sama dengan
teori proprietary yang mengatakan bahwa laba bersih adalah laba bagi pemegang
saham. Laba bersih dalam konsep
entitas menggambarkan sisa perubahan posisi ekuitas setelah dikurangi semua
klaim, termasuk bunga hutang jangka panjang dan pajak penghasilan.
Perbedaan antara teori
proprietary dan teori entitas menimbulkan perbedaan dalam melakukan
penilaian aktiva. Dengan teori
proprietary, aktiva harus dinilai dengan nilai sekarang (current value) oleh karena ekuitas pemilik dianggap sebagai
kekayaan bersih. Sedangkan dengan teori entitas, perusahaan tidak berhubungan
dengan nilai sekarang oleh karena penekanannya adalah akuntabilitas cost kepada
pemilik atau pemegang saham lainnya. Dengan demikian dasar pengukuran yang
relevan adalah historical cost.
Dua
Versi Teori Entitas
Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional, perusahaan
beroperasi untuk pemegang ekuitas (Equility
holders),
yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan investasi yang dilakukan
pemilik.
Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan
beroperasi atas namanya sendiri dan berkepentingan terhadap kelangsungan
hidupnya sendiri. Penyajian laporan kepada pemegang ekuitas dimaksudkan untuk memenuhi syarat
legal dan menjaga hubungan baik pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan
kebutuhan dana yang diperlukan dimasa mendatang.
Meskipun kedua pandangan di
atas memusatkan perhatiannya pada kesehatan usaha (entitas yang independen)
namun pandangan tradisional melihat pemegang ekuitas sebagai partner (associate) dalam kegiatan usaha yang dijalankan. Sedang pandangan
versi baru, melihat pemegang saham ekuitas sebagai pihak diluar perusahaan. Pemilik dan kreditor merupakan pemegang ekuitas
yang memberi dana, maka perusahaan akuntansinya adalah:
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas menunjukkan hak/klaim pemegang ekuitas
terhadap aktiva suatu unit suatu usaha. Atas
dasar teori entitas, neraca yang disajikan mengandung makna sebagai berikut :
Aktiva perusahaan menyajikan informasi
langsung mengenai nilai unit usaha.
Ekuitas menunjukkan laporan tidak langsung
terhadap jumlah nilai yang sama.
Aktiva adalah milik perusahaan
Hutang merupakan kewajiban perusahaan bukan
kewajiban pemilik
Aktiva non moneter lebih relevan bila diukur
dengan cost histories karena nilai total aktiva sama dengan jumlah pasivanya.
Makna Laba
Dalam pendekatannya ekuitas ini, laporan rugi
laba lebih relevan dibandingkan neraca. Alasannya :
1. Pemegang
ekuitas lebih tertarik pada laba yang merupakan hasil dari investasi mereka
2. Perusahaan
didirikan dengan maksud mencari laba
3. Laba
merupakan perubahan dalam aktiva bersih perusahaan
4. Pendapatan
adalah aliran masuk aktiva karena transaksi yang dilakukan perusahaan
5. Biaya
adalah cost aktiva/jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka menghasilkan
pendapatan.
Tekanan teori ini adalah pada aktiva karena
aktiva dipandang lebih riil daripada ekuitas.
Laba
Ditahan
Menurut pandangan tradisional, laba dicatat
dan ditampung dalam laba ditahan. Pandangan versi baru melihat bahwa laba
ditahan merupakan ekuitas perusahaan/investasi milik sendiri.
Pandangan Tradisional
1.
Bunga pinjaman adalah distribusi laba ditahan
atas pemakaian pinjaman modal bukan biaya bagi kreditor
2.
Deviden merupakan distribusi laba ditahan bagi
pemilik saham. Jadi bunga pinjaman kedudukannya sama dengan deviden
3.
Pajak penghasilan merupakan distribusi laba
ditahan
Pandangan Versi Baru
Kreditor dan pemegang saham dianggap sebagai
pihak luar. Bunga pinjaman, deviden dan pajak penghasilan dianggap sebagai
biaya perusahaan karena menurunkan jumlah ekuitas unit usaha tersebut.
3. Teori
Ekuitas Residual (Residual Equity Theory)
Seseorang teoritisi akuntansi William Patton (1962) menyatakan bahwa
ekuitas residual merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori
entitas. Dalam pandangan teori entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di
perusahaan seperti pemegang saham ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak
dianggap sebagai pemilik. Patton
menekankan pada hubungan khusus residual equity holder.
Perubahan dalam penilaian
aktiva, perubahan dalam laba bersih dan laba ditahan dan perubahan didalam hak
pemegang ekuitas lainnya semua tercermin didalam residual equity pemegang saham
biasa.
Jadi teori ekuitas residual
merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori entitas. Dalam pandangan
ini persamaan akuntansinya menjadi:
Aktiva – Ekuitas Khusus =
Ekuitas Residual
Ekuitas khusus meliputi klaim
kreditu dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun demikian pada kasus diaman
kerugian begitu besar sehingga perusahaan tersebut bangkrut, ekuitas pemegan
saham biasan dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang obligasi
menjadi pemegang ekuitas residual.
Tujuan pendekatan ekuitas
residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham
biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Karena biasanya pemegang saham umumnya
dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba perusahaan dan didalam aktiva
bersih pada saat likuidasi.
Oleh karena laporan keuangan
umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka informasi yang disajikan
dalam kaitannya dengan ekuitas residual harus berguna untuk memprediksi dividen
masa datang bagi pemegang saham biasa.
Laporan laba rugi dan laporan
laba ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi pemegang ekuitas
residual setelah semua kewajiban dipenuhi, termasuk deviden kepada pemegang
saham preferen.
4.
Teori Badan Usaha (Enterprise Theory)
Teori enterprise dalam hal ini menyatakan
bahwa perusahaan dipandang sebagai lembaga sosial yang dioperasikan dalam
rangka memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan (dalam arti
luas meliputi pemegang saham, kreditor, pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat
secara umum), jadi saham dalam arti luas teori enterprise dapat dipandang
sebagai teori akuntansi sosial.
Konsep ini tepat diterapkan
pada perusahaan dalam skala besar dan modern, karena ditinjau dari sisi
akuntansi berarti tanggung jawab pelaporan keuangan selain disampaikan kepada
para pemegang saham/kreditor juga kepada kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan.
5. Teori
Dana (Fund Theory)
Teori ini menyatakan bahwa unit aktivitas
ekonomi merupakan dasar akuntansi, unit aktivitas operasi ini disebut dana yang
meliputi sekelompok aktiva dan kewajiban dan restriksi atau batasan – batasan
yang menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi. Persamaan akuntansi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Aktiva = Restriksi Aktiva
Aktiva menggambarkan jasa
prospektif kepada dana atau unit koperasi, hutang merupakan restriksi aktiva
umum atau khusus dari dana, modal yang diinvestasikan menceriminkan restriksi
legal atau financial untuk menggambarkan aktiva.
Konsep ini banyak diterapkan
pada sektor pemerintahan dan lembaga nirlaba. Dalam pemerintahan dana yang
umumnya digunakan meliputi dana umum (general
fund), dana pendapatan khusus (spesial
revenue fund), dana proyek (capital
project fund), dana pelunasan hutang
jangka panjang (debt service fund).
Setiap dana ini memiliki restriksi penggunaan yang diatur dalam undang-undang
atau peraturan pemerintah lainnya, masing-masing dana dipertanggungjawabkan
sendiri-sendiri sehingga masing-masing mempunyai pembukuan debet kredit sendiri
dan memiliki neraca dan laporan perubahan saldo dana.
KLASIFIKASI EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat
terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua
komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah
menjadi modal saham sebagai modal yuiridis dan modal setoran tambahan dan
komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik.
Ekuitas
Pemegang Saham dan Komponennya
Modal Setoran
- Modal Yuridis
- Modal Setoran Lain
Modal Bentukan atau Laba Ditahan
- Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
- Dividen
- Rekapitalisasi
- Defisit
- Koreksi
- Perubahan akuntansi
Keterangan
:
Ø Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi
ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi
tersebut kepada pemakai statement keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan
informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang
berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Untuk memenuhi
tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang
saham tersebut minimal adalah:
1.
Sumber-sumber modal yang dipasok kepada perusahaan.
2.
Pembatasan hukum pada distribusi modal yang
diinvestasikan kepada pemegang saham.
3.
Pembatasan hukum, kontraktual, manajerial dan keuangan
pada distribusi duvuden pada calon dan pemegang saham sekarang.
4.
Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang
ekuitas lainnya.
Ø Pembedaan Modal Setoran
dan Laba Ditahan
Laba ditahan pada
dasarnya terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba
rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut
telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Dengan demikian untuk
mengukur seluiruh hak pemegang saham atas asset, laba ditahan harus digabungkan
dengan modal setoran.
Pembedaan antara dua
bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting, Dari segi administrasi keuangan,
laba ditahan merupakan indicator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu
dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga sangat penting secara
yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap
dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya
dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam keadaan luar biasa
lainnya.Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat
digunakan untuk pembagian dividen.
Ø Modal Yuridis
Modal yuridis timbul
karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang
harus dipertahankan dalam rangka perlindungan rehadap pihak lain. Bentuk
ketentuan hukum ini adalahbahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau nilai
minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus
disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis.
Ø Modal Setoran Lain
Transfer dari modal setoran ke laba ditahan tanpa alasan yang kuat adalah
penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini berarti bahwa modal tidak dapat
digunakan sebagao sumber laba ditahan. Demikian juga, tidak sebagianpun dari
jumlah rupiah laba ditahan dapat dimasukkan sebagai modal setoran kecuali
jumlah rupiah tersebut telah diubah menjadi modal dengan proses kapitalisasi
yuridis atau telah berubah karena transaksi modal yang dibahas dibawah ini.
Perubahan modal
setoran
1.
Pemesanan saham
2.
Obligasi terkonversi atau berhak-tukar.
3.
Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar,
4.
Dividen saham.
5.
Hak beli saham.
6.
Opsi saham.
7.
Waran.
8.
Saham treasuri.
Ø Perubahan Laba Ditahan
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam satu
periode berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus
yaitu :
1.
Penyesuaian periode-lalu.
2.
Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
3.
Pengaruh perubahan akuntansi.
4.
Kuasi-reorganisasi.
Kuasi-organisasi
merupkan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan untuk
merestrukturisasi ekuitasnya dengan
menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh asset dan kewajibannya tanpa
melalui reorganisasi secara hukum.
Ø Penyajian Modal Pemegang
Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan yang mengalami
defisit dan dalm kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan
penyajian menggambarkan:
1.
Urutan penyerapan rugi.
2.
Urutan menerima distribusi asset.
Ditinjau dari segi ini, urutan perlindungan dapat dikemukakan sbagai
berikut:
·
Karyawan dan pemerintah.
·
Kreditor berjaminan.
·
Kreditor takberjaminan.
·
Pemegang saham prioritas.
·
Pemegang saham biasa.
Ø Perincian Laba Ditahan
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi
dilaporkan langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci
atas dasar :
1.
Perincian atas dasar sumber.
2.
Perincian atas dasar tujuan penggunaan.
Ø Laba Komprehensif
Masalah teoritis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang disajikan
melalui statement laba rugi dan pos-pos mana saja yang dilaporkan melalui
statement laba ditahan. Dalam hal ini, ada 2 pendekatan yang dapat dianut yaitu:
1.
Laba kinerja sekarang.
2.
Laba semua-termasuk.
Laporan Nilai Tambah (value added) Sebagai Pelengkap Laporan Keuangan
Laporan nilai tambah menunjukkan pendapatan suatu
perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha dan bagaimana nilai tambah ini didistribusikan
kepada kelompok–kelompok yang menyumbangkan terciptanya nilai tambah tersebut.
Laporan nilai tambah memandang bahwa kegiatan suatu perusahaan tidak lain
adalah usaha kolektif dari beberapa kelompok orang, yaitu pemegang saham,
kreditur, pegawai perusahaan dan pemerintahan.
A. Konsep Nilai Tambah
Konsep
nilai tambah secara umum dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara
penghasilan kotor yang diterima oleh suatu perusahaan dari hasil penjualan
produk dan jasa dengan jumlah uang yang dibayarkan untuk membeli bahan baku dan
jasa lain yang disediakan oleh pemasok dari luar perusahaan. Atau dapat
disimpulkan bahwa nilai tambah pada dasarnya adalah hasil penjualan dikurangi
dengan biaya bahan baku dan jasa pihak luar yang digunakan dalam rangka
menciptakan penghasilan tersebut. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa sebagaian
dari hasil penjualan dipakai untuk membayar bahan baku dan jasa yang dibeli
dari masyarakat diluar perusahaan. Sisanya adalah kekayaan atau nilai tambah
perusahaan yang diciptakan oleh para pegawai yang ada dalam perusahaan yang
bekerja dengan sejumlah modal yang berasal dari pemegang saham, kreditur dan pemakai
fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah.
B. Metode penentuan Nilai Tambah Ekuitas
Terdapat
dua metoda dalam menghitung besarnya nilai tambah, antara lain :
·
Metode
Substraktif : Yaitu dengan menghitung besarnya nilai penjualan kotor perusahaan,
atau dengan cara hasil penjualan dikurangi dengan beban input yang terdiri dari
bahan baku atau jasa yang dibeli dari luar perusahaan yang dipakai untuk
menghasilkan penjualan tersebut.
·
Metode
Aditif : Di mana nilai tambah perusahaan dihitung dari laporan laba operasi,
atau dengan cara menjumlahkan semua input produksi yang berasal dari modal dan
tenaga kerja dalam menghasilkan penjualan.
C. Penyusunan Laporan Nilai Tambah
Laporan
nilai tambah disusun berdasarkan konsep-konsep dalam penyusunan laba-rugi
operasi yaitu konsep akrual dan prinsip pembandingan (matching principles). Dalam Metode aditif, laporan keuangan nilai
tambah dapat disusun dengan hanya mengubah laporan rugi-laba. Besarnya laba
ditahan dapat dihitung dengan cara mengurangkan berbagai macam beban, pajak,
dividen dari hasil penjualan. Secara Matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Rumus
dasar : LD = HP – BI –
Dep – BG – I – Div – T
LD : Laba
ditahan
HP : Hasil
Penjualan
BI : Total
Beban Input bahan baku dan jasa lain
BG : Beban gaji
dan Upah pegawai
Dep :
Beban Depresiasi
I : Beban
Bunga
Div : Dividen
yang dibayar
T : Pajak
Penghasilan
Dikembangkan
menjadi :
Untuk menghitung Nilai Tambah Bersih :
HP
– BI – Dep = BG + I + Div + T + LD
Untuk menghitung
Nilai Tambah Kotor :
HP
– BI = BG + I + Div + T + LD + Dep
Perbedaan
antara nilai tambah bersih dengan nilai tambah kotor :
·
Nilai
tambah tidak lain adalah kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan dan kekayaan
ini akan dinilai terlalu tinggi apabila tidak diakui adanya akumulasi penurunan
nilai aktiva tetap karena pemakaian tersebut.
·
Sesuai
dengan konsep konsistensi dan matching antara penghasilan dan beban, maka beban
depresiasi harus diperlakukan pula seperti halnya beban input bahan baku yaitu
pengurang hasil penjualan.
·
Nilai
tambah bersih menghilangkan adanya perhitungah ganda, sedangkan nilai tambah
kotor akan menghasilkan perhitungan ganda, karena tidak dikurangkannya beban
depresiasi dari hasil penjualan.
·
Ide
suatu perusahaan merupakan suatu hasil kerja kolektif beberapa kelompok orang
sesuai dengan konsep nilai tambah bersih.
D. Manfaat Laporan Nilai Tambah
Pengungkapan
Laporan
nilai tambah merupakan usaha untuk memberikan informasi yang lengkap dan relevan
tentang kegiatan perusahaan dengan memasukkan informasi beberapa kelompok orang
yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti pemilik, kreditur, pegawai dan
pemerintah.
Sederhana dan
Fleksibel
Laporan
nilai tambah disusun hanya dengan memodifikasi laporan laba-rugi. Laporan nilai
tambah memiliki fleksibilitas dalam penyusunannya karena dapat disusun atas
dasar biaya historis.
Hubungan
Industrial
Laporan
nilai tambah dimaksudkan dapat mencerminkan adanya “team spirit” di dalam
organisasi perusahaan.
Laporan
Nilai tambah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan laporan laba-rugi:
·
Laporan
nilai tambah menggambarkan pernana pegawai di dalam perusahaan oleh karena
dipandang sebagai pihak yang ikut menyumbangkan
terciptanya kekayaan perusahaan
·
Dengan
pemberian insentif kepada para pegawai atas dasar besarnya sumbangan mereka
terhadap nilai tambah perusahaan, maka dengan sendirinya akan menaikkan
motivasi pegawai didalam proses penciptaan kekayaan perusahaan
·
Laporan
nilai tambah dapat dipakai sebagai referensi guna penyelesaian kasus-kasus
perburuhan.
Kebijakan Ekonomi
Laporan
nilai tambah berperan dalam memperbaiki kegiatan analisa ekonomi, karena konsep
nilai tambah konsistem dengan analisa input – output yang sering dipakai para
ekonom untuk menghitung pendapatan nasional.
Analisis
Komparasi
Laporan nilai
tambah memberikan tambahan kriteria yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
menilai dan membandingkan prestasi suatu perusahaan lain. Disamping itu nilai
tambah pula dipakai sebagai alat untuk mengukur besar dan pentingnya suatu
perusahaan.
E. Kelemahan Laporan Nilai Tambah
Bagi para pemakai
yang tidak memahami konsep laporan keuangan., laporan nilai tambah dapat
membingungkan mereka sebab besarnya nilai tambah suatu perusahaan. Dengan
menyajikan laporan nilai tambah suatu perusahaan. Dengan menyajikan laporan
nilai tambah ada kecenderungan bahwa manajemen akan selalu memaksimumkan
besarnya nilai tambah yang pada gilirannya akan menyesatkan dalam pengambilan
keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar